Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
Bab II Pembahasan
II. 1
Konsep dasar konseling Rational - Emotif
a.
Ciri - Ciri Konseling RET
b.
Hakekat masalah yang dihadapi klien
c.
Tujuan Konseling RET
II. 2
Proses dan Teknik Konseling RET
a.
Fungsi pengumpulan data dalam konseling RET
b.
Peranan konselor dan langkah - langkah Konseling
c.
Teknik - teknik Konseling RET
II. 3 Landasan konseling RET
a.
Pandangan tentang hakekat manusia
b.
Konsep - konsep dasar teori RET
c.
Penerapan Teori Konseling RET
Bab III Penutup
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan
Teori Konseling Rasional-Emotif dengan istilah lain
dikenal dengan "Rational-Emotife Therapy" yang dikembangkan oleh
DR.Albert Ellis, seorang ahli Clinecal Psychology(Psikologi Klinis).
Sekitar
tahun 1943, dia mulai membuka praktek dalam bidang konseling keluarga,
perkawinan dan seks. Pada praktiknya ini Dr. Albert Ellis banyak mempergunakan
prosedur sikoanalisa dari freud, tetapi setelah berlangsung beberapa lama
Albert Ellis banyak menemukan ketidakpuasan dalam praktiknya yang mengginakan
prosedur psikoanalisa dari freud.
Atas
dasar pengelaman selama praktiknya dan kemudian dihubungkan dengan teori
tingkah laku belajar, maka akhirnya Albert Ellis mencoba untuk mengembangkan
suatu teori yang disebut " Rational-Emotife Therapy", dan selanjutnya
lebih populer dengan singkatan RET.
Tujuan dari
RET Albert Ellis pada intinya ialah untuk mengatasi pikiran yang tidak logis
tentang diri sendiri dan lingkunganya.
Bab II
Pembahasan
II. 1 Konsep Dasar Konseling Rasional-Emotif
1.
Ciri-ciri Konseling Rasional-Emotif
a. Dalam
menelusuri masalah klien yang dibantunya, konselor berperan lebih aktif dibandingkan
dengan klien
b. Dalam proses
hubungan konseling harus tetap diciptakan dan dipelihara hubungan baik dengan
klien.
c. Tercipta dan
terpeliharanya hubungan baik ini di pergunakan oleh konselor untuk membantu
klien mengubah cara berfikirnya yang tidak rasional menjadi rasional.
2. Hakekat
masalah yang dihadapi klien
Masalah
yang dihadapi klien dalam pendekatan Konseling Rasional-Emotife itu muncul
disebabkan karena ketidaklogisan klien dalam berfikir. ketidaklogisan berpikir
ini selalu berkaitan dan bahkan menimbulkan hambatan gangguanatau kesulitan
emotional dalam melihat dan menafsirkan objek atau fakta yang dihadapinya.
Menurut
konseling rational emotif ini, individu merasa dicela, diejek dan tidak
diacuhkan oleh individu lain kerena ia memiliki keyakinan dan berpikir bahwa
individu lain itu mencela dan tidak mengacuhkan dirinya.
3. Tujuan Konseling Rasional - Emotif
Tujuan
utama dari konseling rational emotif ialah menunjukkan dan menyadarkan klien
bahwa cara berpikir yang tidak logis itulah merupakan penyebab gangguan
emosionilnya. konseling rational - emotif ini bertujuan membantu klien
membebaskan dirinya dari cara berpikir atau ide - idenya yang tidak ogis dan
menggantinya dengan cara - cara yang logis.
II. 2 Proses dan teknik rasinal - emotif
1. Fungsi
pengumpulan data dalam konseling rasional - emotif
Dalam konseling rasional - emotif ini tidak banyak
melkkan pengumpulan data untuk keperluan analisis maupun diagnosis sebagaimana
dalam konseling klinikal.
Alat - alat pengumpul data yang bersifat testing dan
non testing sedikit sekali di pergunakan dalam konseling ini. karena diagnosis
dalam konseling ini dilakukan untuk membuka ketidaklogisan pola pikir klien.
2. Peranan
konselor dan langkah-langkah konseling
Peranan
konselor dalam proses konseling rasional-emotif akan nampak dengan jelas dalam
langkah konseling sebagai berikut:
a. Langkah Pertama : Dalam Langkah ini
konselor berusaha menunjukkan kepada klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan
dengan keyakinannya yang tidak rasional.
b. Langkah
Kedua : Peranan Konselor adalah menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang
dihadapinya merupakan tanggung jawab sendiri.
c. Langkah
Ketiga : Konselor berperan mangajak klien menghilangkan cara berpikirdan
gagasan yang tidak rasional.
d. Langkah
keempat : Peranan konselor adalah mengembangkan pandangan - pandangan yang
realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan yang tidak rasional.
3. Teknik -
teknik konseling Rasional - Emotif
Inti
daripada konseling rasional emotif ialah menghilangkan cara berpikir yang tidak
logis yang menimbulkan gangguan emosionilnya. Untuk mengatasi masalah tersebut
digunakan beberapa teknik konseling rasional - emotif sebagai berikut :
a. Teknik Pengajaran
Dalam
konseling rasional-emotif koselor mengambil peranan lebih aktif dari klien.
b Teknik Persuasif
Meyakinkan
klien untuk mengubah pandangannya, karena pandangan yang ia kemukakan itu tidak
benar.
c Teknik Konfrontasi
Konselor
menyerang ketidak logisan berfikir klien dan membawah klien kearah berfikir
logis empiris
d Teknik Pemberian Tugas
Dalam
teknik konselor menugaskan klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu
dalam situasi nyata
II. 3 Landasan konseling Rasional-Emotif
1. Pandangan
Tentang Hakikat Manusia
Beberapa
pandangan tentang hakikat manusia yang dilanjutkan oleh Albert Ellis, yang
mewarnai teori rational-Emotif Therapy:
a Manusia
dipandang sebagai makhluk yang rasional dan juga tidak rasional.Kecenderungan
yang dimiliki oleh manusia ini akan nampak dengan jelas dan tergambar dalam
bentuk tingkah lakunya yang nyata
b. Pikiran,
perasaan, dan tingkah laku manusia adalah merupakan suatu proses yang satu
denan yang lainya tidak dapat dsalah kan
Rational-Emotive-Therapy (RET) memandag bahwa manusia
itu tidak akan bisa lepas dari perasaan dan perbuatannya.Perasaan seseorang
senantiasa melibatkan pikiran dan tindak-tidakannya.
c. Individu
bersifat unik dan memiliki potensi untk memahami keterbatasannya,serta potensi
megubah pandanga dasar dan nilai-nilai yang diterimanya secara tidak kritis
Individu
itu dalahirkan dengan membawa potensi-potensi tertentu,ia memlki berbagai
kelebihan dan krkurangannya serta kebatasannya yang berifat unik.Sesuai dengan
prinsip diferiensiasi bahwa seeorang itu tidak ada yang identik atau sama
persis.Rational-emotive-therapy (RET) memandang bahwa individu itu memiliki
potensi untuk memahami kelebihan-kelebihan, dan keterbatasan-keterbatasan itu.
2.
Konsep-konsep
dasar teori Rasional-Emotif
Konsep
dasar teori dasar rasional emotif ini, mengikuti pola yang teliti,
A=Activating
Experience (pengaaman aktif)
Ialah suatu keadan, fakta peristiva atau
tingkah laku yang dialami individu.
B=Belief System (cara individu memandang suatu hal).
Pandangan
dan penghayatan indivu terhadap A.
C=Emotional Consequence (akibat-emosional)
Akibat-emosional
atau reaksi individu positif atau negatif
3.
Penerapan teori konseling Rasiona-emotif
Penerapan teori konseling Rasional-emotif
ini sangat ideal apa bla diterapkan disekolah, terutama oleh:Guru,Konselor atau
pemimbing yang berwibawa.
Guru/konselor yang berwibawa akan mampu
untuk membantu siswa yang mengalami gangguan mental atau gangguan emosional
untuk mengarahkan secara langsung pada para siswa yang memiliki pola berfikir
yang tidak rasional, serta mempengaruhi cara berfikir mereka yang tidak
rasional untuk meninggalkan anggapan atau pandangan yang keliru itu menjadi
rasional dan logis.
Guru melalui bidang studi yang diajarkan
kepada siswanya secara langsung bisa mengaitkan pola bimbingan yang terpadu
untuk mempengaruhinya, untuk secara meninggalkan tindakan pikiran dan perasaan
yang tidak rasional.
Bab III
Penutup
Hakekat
masalah yang dihadapi oleh klien dalam pendekatan konseling rasional -emotif
ini muncul disebabkan karena ketidak logisan klien dalam berpikir.
Tujuan
utama dari Rasional - Emotif Therapy ialah menunjukkan dan menyadarkan klien
bahwa cara berpikir yang tidak logis itulah merupakan penyebab gangguan
emosionilnya, atau bertujuan untuk membantu klien membebaskan dirinya dari cara
berpikir atau ide - idenya yang tidak logis dan menggantinya dengan cara - cara
yang logis.
Ada
beberapa pandangan tentang hakekat manusia yang diajukan oleh Albert Ellis yang
mewarnai teori Rational - Emotif Therapy ialah
·
Manusia
dipandang sebagai makhluk yang rasional dan juga tidak rasional
·
Pikiran,
Perasaan dan tindakan manusia adalah merupakan suatu proses yang satu dengan
yang lainnya tidak dapat dipisahkan
·
Individu
bersifat unik dan memiliki potensi untuk memahami keterbatasannya, serta
potensi mengubah pandangan dasar dan nilai - nilai yang diterimanya secara
kritis
Konsep dasar teori RET mengikuti pola yang teliti
didasarkan pada Teori A - B - C. menurut pendapat Alber Ellis, A ( pengalaman
Aktif ) tidak langsung menyebabkan timbulnya C ( akibat emosional ), itu sangat
bergantung pada B ( Belief System ).
Penerapan dari teori Konseling Rasioanal - Emotif ini
sangat ideal apabila diterapkan di sekolah terutama oleh : Guru, Konselor atau
pembimbing yang berwibawa.
Daftar Pustaka
Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: Refika Aditama.
Burks Jr, Herbert M, and Buferd Steffire. (1979). Theories of
Counseling, New York: McGraw - Hill Company.
Surya, Moh. (2003). Teori - teori Konseling. Bandung: Pustaka
Bani Quraisy
Sukardi, Dewa Ketut. (1985). Pengantar Teori Konseling. Jakarta:
Balai Aksara